AHLAN (SELAMAT DATANG), SAUDARIKU...........

Selamat datang, saudariku... yang mendirikan sholat dan berpuasa dengan patuh dan penuh konsentrasi.

Selamat datang, saudariku... yang memakai hijab karena rasa malu dan untuk menjaga kehormatan serta keteguhan hati.
dengan penuh kesadaran dan kelurusan hati.

Selamat datang, saudariku... yang selalu menetapi janji, dipercaya, dan jujur.

Selamat datang, saudariku... yang selalu bersabar, mawas diri, dan bertobat.

Selamat datang, saudariku... yang selalu berdzikir, bersyukur, dan berdo'a.

Selamat datang, saudariku... yang menjadikan Aisyah, Maryam, dan khadijah sebagai panutan.

Selamat datang, saudariku... yang mendidik para pahlawan, dan mencetak laki-laki yang terhormat.

Selamat datang, saudariku... yang selalu menjaga nilai, dan memelihara suri tauladan.

Selamat datang, saudariku... yang selalu takut terhadap dan menjauhi apa-apa yang diharamkan oleh Allah.

SELAMAT DATANG

KEEP SMILING ON . . . !

Kamis, 24 Maret 2011

“MERAJUT CINTA DAN KASIH SAYANG SUAMI”


Seorang isteri yang cerdas dan menginginkan ridho Tuhannya serta memperoleh kebahagiaan keluarga, maka ia akan menghormati suaminya dan tidak menyakitinya. Memenuhi hak-hak suami dan mengakui kebaikan suami kepadanya, karena suami adalah pelindung dan penjaga kemulyaanya. Suami adalah penanggung jawabnya yang terakhir setelah ayahnya. Suami adalah seorang yang selalu hidup bersamanya pada sebagian besar umurnya. Suami adalah pemimpin yang memberikan pengarahan pada isteri, Allah Ta’ala berfirman yang artinya :

“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (Q.S. An-Nisa : 34).

Betapa banyak kenikmatan yang tidak diketahui nilainya kecuali setelah kenikmatan itu meninggalkannya. Suami yang sholeh yang bertaqwa kepada Allah dan mengethui hak-hak isterinya adalah kenikmatan yang harus dijaga oleh isteri. Isteri harus menjaga hak-hak suami dan senantiasa memperhatikan suaminya dalam suka dan duka sebelum datangnya hari dimana sang suami tidak lagi bersamanya, sehingga apabila ia tidak mentaatinya maka ia akan merugi.
Seorang ibu memberi wasiat kepada puterinya dimalam pengantin :

Wahai puteriku, kamu telah keluar dari kehidupan yang selama ini kamu kamu jalani dan beralih pada tempat tidur yang belum kamu ketahui sebelumnya dan teman yang belum pernah menyayangimu, jadilah kamu bumi untuknya sehingga ia akan menjadi langit bagimu dan jadilah permadani untuknya sehingga ia akan menjadi tiang bagimu, jagalah hidung, telinga dan matamu sehingga ia tidak tidak mencium darimu kecuali wangi dan tidak mendengar kecuali yang baik dan tidak melihatmu kecuali kecantikan”.

            Berikut ini beberapa kiat bagi seorang isteri agar mendapatkan cinta dan ridho suaminya :

1.     Taat kepada suami selain dalam kemaksiatan
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Apabila seorang perempuan sholat lima waktu, puasa bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya maka dikatakan kepadanya : masukklah surga dari pintu manapun yang kamu inginkan”.

                 Seorang isteri yang cerdas yang menginginkan cinta dan ridho suami, ia akan memenuhi hak-hak suaminya dan mentaatinya dalam semua hal selain kemaksiatan. Dan mendahulukan hak-hak suaminya daripada hak dirinya sendiri dan hak kerabatnya karena hak suami bagi seorang isteri sangat agung menurut Allah Ta’ala.
                 Apabila dalam waktu yang bersamaan keluarga dan suami memerintahkan sesuatu dalam hal yang bukan kemaksiatan, maka si isteri hendaknya mentaati suaminya dan tidak mentaati keluarganya. Dengan begitu ia akan memperoleh cinta dan ridho suaminya. Inilah makna sabda Nabi  yang artinya :

“Orang yang paling berhak kepada seorang perempuan adalah suaminya”.

2.     Menghormati, mengagungkan dan mengakui kebaikan suami

Didalam hadist shohih Rasulullah SAW memberi nasehat kepada perempuan :

“Percayalah bahwa aku mellihat kalian menjadi mayoritas penduduk neraka. Seorang perempuan diantara mereka bertanya : kenapa wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab : karena kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami”.

     Salah seorang ulama memberi nasehat kepada murid perempuannya tentang cara menghormati suami : “Bersikaplah lemah lembut terhadap suami, rendahkanlah suaramu dihadapannya seakan-akan kamu didepan seorang raja, sesungguhnya hak suami sangat agung menurut Allah, lawanlah hawa nafsunya dengan bersikap Tawadhu kepadanya”.

     Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“apabila aku memerintahkan seseorang untuk bersujud maka tentu aku perintahkan seorang perempuan bersujud (bersujud untuk penghormatan) kepada suaminya”.

3.      Menggauli suami dengan pergaulan yang  baik

·         Ketika suami keluar kerja
Pada waktu pagi seorang isteri hendaknya bangun lebih dulu dari suaminya sebagai bukti perhatiannya terhadap suami dan untuk mempersiapkan sarapan serta pakaian kerjanya. Ketika suami akan berangkat, seorang isteri hendaknya bersiap-siap untuk melepas sang suami dengan baik dan menitipkannya kepada Allah sehingga bisa kembali lagi kerumah denngan selamat dan memperoleh rezeki yang melimpah dengan izin Allah. 

·         Ketika suami pulang kerumah
Seorang isteri jangan pernah lupa memperhatikan makanan suami ketika pulang kerumah dalam keadaan letih sehabis kerja. Hendaknya sang isteri berusaha agar suaminya tidak tidur dalam keadaan lapar atau marah kepadanya, lantaran perlakuan isteri yang buruk.

·         Memperhatikan istirahat dan tidur suami
Seorang isteri harus menjaga ketenangan ketika suaminya tidur dan tidak ribut dengan teriakan atau mengeluarkan suara keras bersama anak-anaknya atau kerabat dan tetangganya.

·         Mencari ridho suami dan tidak cemburu buta
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Siapapun perempuan yang mati sedangkan suaminya ridho kepadanya maka ia masuk surga”.

Abu Darda’ berwasiat kepada isterinya : Ambilah maaf dariku maka kamu akan selalu mendapatkan kasih sayangku, dan janganlah kamu berbicara disaat aku marah”.

Salah seorang ulama’ berwasiat kepada isterinya : Janganlah kamu cemburu buta karena hal itu merupakan kunci talak”.

·         Memperhatikan perhiasan, pakaian dan kebersihan dirinya
Diantara perkara yang banyak dilupakan oleh para isteri adalah perhatian mereka terhadap berhias, pakaian, dan kebersihan diri mereka. Padahal ini ini bisa menyebabkan perpecahan dan perceraian diantara suami isteri. Rasullullah SAW ditanya tentang perempuan yang paling baik, beliau bersabda yang artinya :

“Yang menyenangkan suami ketika ia melihatnya, dan mentaati suami ketika ia memberi perintah, dan tidak melawan suami pada dirinya dan hartanya yang dibenci oleh suami”.

            Seorang isteri hendaknya memenuhi mata suaminya dengan keindahan perhiasan dan pakaian serta kebersihan rumahnya. Berhias dengan pakaian yang disukai suami dan memakai wewangian yang bisa menggembirakan suami. Ini semua harus dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah untuk mendapatkann pahala-Nya.

·         Menyadari keadaan suami ketika dalam kesulitan keuangan dan selalu mendampinginya ketika dalam musibah
Diantara hal yang bisa mengokohkan kedudukan isteri dalam hati suaminya adalah apabila seorang isteri selalu setia meski dalam keadaan sulit, susah, dan tertimpa musibah.
            Apabila sang suami tertimpa musibah atau kesedihan dan kesulitan keuangan, hendaknya isteri segera menolongnya dan meringankan kesulitannya dengan cara menolongnya dengan harta si isteri apabila dia kaya tanpa menyombongkan diri tetapi semata-mata mencari pahala dari Allah Ta’la.
            Seorang isteri hendaknya menjadi air tawar yang menyegarkan disaat suami dalam kesulitan, dan balsem yang menyembuhkan untuk mengobati luka dan sakit sang suami.

            Dari bacaan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

10  WASIAT IBU KEPADA PUTERINYA

1.         Menggauli suami dengan ridho dan Qona’ah
2.         Mendengar dan taat terhadap suami
3.         Menjaga mata suami dari memandang sesuatu yang buruk padamu
4.         Menjaga hidung suami dari mencium sesuatu yang tidak sedap padamu
5.         Menjaga ketenangan ketika suami tidur
6.         Memperhatikan makan suami
7.         Menjaga harta suami
8.         Berlaku baik terhadap pembantu dan kerabat suami
9.         Tidak melanggar perintah suami kecuali dalam perkara maksiat
10.    Tidak menyebarkan rahasia suami

Demikianlah wasiat berharga bagi para isteri untuk meraih cinta dan kasih sayang suami dan memperoleh kedudukan yang tinggi dihati suami.

Selasa, 22 Maret 2011

" MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA MENSUCIKANNYA "


Mengetahui  hukum-hukum yang berkaitan dengan bersuci (Thaharah) seperti wudhu, mandi besar, menghilangkan najis dan kemudian dipraktekkan sesuai dengan tuntunan syari’at adalah kewajiban yang sangat mendasar bagi setiap muslim mukallaf (Baligh dan berakal). Thaharah adalah kunci shalat, maka barang siapa menyepelekan Thaharah, berarti ia juga menyepelekan shalat.
Darah hukumnya najis, demikian juga nanah, cairan yang keluar dari luka yang sudah berubah, muntahan, khamar (arak), air seni, tinja, madzi (cairan putih dan encer yang keluar dari Qobul saat bergejolaknya syahwat), wadi (cairan yang keluar dari Qobul berwarna putih, keruh, dan tebal dan tidak terasa saat keluarnya, Biasanya wadi keluar mengiringi kencing atau sehabis mengangkat beban berat), anjing, babi, bangkai berikut tulang dan bulunya (selain bangkai ikan, belalang dan mayat manusia).
Setiap yang terpisah dari binatang hidup hukumnya najis, terkecuali rambut, bulu, keringat, dan air liur binatang yang boleh dimakan, juga air liur dan keringat binatang yang tidak boleh dimakan selain anjing, babi dan peranakkan keduanya atau salah satunya. Bulu kucing yang terpisah dari tubuhnya hukkumnya najis.
Adapun bulu kambing yang terpisah dari tubuhnya  hukumnya suci. Tetapi bila yang terpisah dari tubuhnya  adalah salah satu kakinya dalam keadaan hidup maka hukumnya najis.
Semua binatang hukumnya suci kecuali anjing, babi dan peranakan dari keduanya atau dari salah satunya.
Najis terbagi menjadi dua yaitu :
1.    Najis Hukmiyyah
Adalah najis yang sudah hilang benda dan sifat-sifatnya (rasa, bau, dan warna). Najis hukmiyyah dapat dihilangkan dengan disiramkan air suci pada tempat najisnya.
2.    Najis Ainiyyah
Adalah najis yang masih melekat benda dan sifat-sifatnya. Jika terdiri dari kencing anak laki-laki yang berumur dibawah 2 tahun dan tidak makan apa-apa selain ASI, cara menghilangkannya cukup dengan memercikkan air diatas tempat yang kena najis hingga merata meskipun airnya tidak mengalir.
            Berbeda dengan kencingnya anak perempuan meskipun dibawah umur 2 tahun, maka cara menghilangkannya sama dengan menghilangkan najis air kencing orang dewasa yaitu denngan menghilangkan benda dan sifat-sifatnya (rasa, bau, dam warna), kemudian disiram dengan air suci dan mensucikan (Thahir muthahhir).
            Jika najisnya terdiri dari kotoran, air liur atau kencing anjing atu babi, maka cara mensucikannya adalah dengan membasuhnya sebanyak 7 kali yang salah satunya dicampur dengan tanah yang suci. Caranya, tanah dicampurkan kesalah satu basuhan kemudian diaduk hingga keruh atau tanah diletakkan ditempat yang terkena najis setelah dihilangkan terlebih dahulu bendanya kemudian disiram dengan air sebanyak 7 kali. Hitunngan ke 2-7 setelah najisnya hilang.
            Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
Sucinya wadah salah satu dari kalian jika dijilat anjing adalah dibasuh dengan 7 basuhan dan salah satunya dicampur dengan tanah”. (H.R. Muslim).
            Demikianlah macam-macam najis dan cara mensucikannya, mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Kamis, 17 Maret 2011

“ MEYAKINI KEBERADAAN JIN ”


Ada sebagian orang yang masih memperdebatkan ada atau tidak adanya bangsa jin. Ada yang meniadakan sama sekali, ada yang menetapkan keberadaanya dan ada yang ragu-ragu ada atau tidaknya bangsa itu.
Berikut ini adalah penjelasan tentangn keberadaan jin.
JIN adalah makhluk Allah yang benar adanya. Sama halnya dengan manusia, jin juga dikenakan taklif untuk menjalankan syari’at agama; seperti sholat, puasa, haji, dan lain sebagainya. Jin juga ada yang taat nkepada agama, ada yang fasik dan ada yang kafir, hanya saja sebagian besar bangsa jin adalah pendusta atau fasik dan kafir.
          Dalil akan kebenaran adanya jin diantaranya adalah Firman Allah yang maknanya :
Katakanlah (hai Muhammad) : “Telah diwahyukan kepadamu bahwasannya : Telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al qur’an), lalu mereka berkata : sesungguhnya kami telah mendengarkan Al qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar,lalu kami beriman kepadanya ” (Q.S. Al jin : 1-2).
          Allah ta’ala menciptakan Adam dari air dan tanah, Malaikat dari cahaya, dan jin dari nyala api yang murni. Meski demikian tidak berarti bahwa bentuk jin itu berupa api sebagaimana manusia yang tercipta dari tanah tidak berupa tanah. Didalam hadist disebutkan bahwa Adam diciptakan dari tanah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan menciptakan jin dari nyala api dan menciptakan Adam dari sesuatu disifatkan pada kalian”.
          Makhluk ini disebut jin karena wujudnya yang tertutup dan tersembunyi dari pandangan manusia. Kita tidak bisa melihat jin dalam bentuknya yang asli tetapi terkadang kita bisa melihatnya apabila jin tersebut berubah wujud.

JENIS-JENIS BANGSA JIN
1.      UMMAR
Ummar adalah jenis jin yang tinggal dirumah-rumah dan mereka dinamakan “ummaratul buyut”. Diantara mereka ada yang tinggal diloteng seuah bangunan dimana sebelumnya mereka tinggal diareal tanah tempat bangunan tersebut didirikan. Diantara mereka ada yang menampakkan diri kepada pemilik rumah dan  diantaranya tidak menampakkan diri. Tetapi bukan sesuatu yang baik apa yangn dilakukan oleh sebagian pemilik rumah apabila mereka ingin membuang air yang panas dalam kubangan dengan mengatakan : “minta izin” tetapi sebaiknya ia mengucapkan “Bismillah”.

2.      GHAWWASHUN
Ghawwashun adalah sekelompok jin yang diberikan kemampuan oleh Allah untuk menyelam meskipun sampai pada lautan yang terdalam sebagaimana yang mereka lakukan untuk nabi Sulaiman untuk mengeluarkan sesuatu dari lautan. Allah berfirman yang artinya :
Dan kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (kedalam lautan) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah kami memelihara mereka itu” (Q.S. Al Anbiya : 82).
Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam ” (Q.S. Shad : 27).

3.      MARADAH
Jin maradah adalah syetan-syetan yang menjadi sesepuh para jin. Namun tidak semua jin yang sudah tua umurnya disebut “marid”, karena istilah “marid” ini tidak diberlakukan kecuali untuk syetan. Allah berfirman yang artinya :
Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syetan yang sangat durhaka” (Q.S. Ash-Shafat : 7).

4.      IFRIT
Jin ifrit adalah jenis jin yang paling kuat. Allah ta’ala memberikan kekuatan yang luar biasa. Diantara mereka ada yang mampu membawa sesuatu yang sangat berat dari satu daerah ke daerah yang lain meskipun berupa batu yanng besar. Diberitakan bahwa nabi Sulaiman ingin memindah singgasana ratu Bilqis yang berada di Yaman sedangkan nabi Sulaiman berada di Palestina. Singgasana Bilqis adalah singgasana yang sangat besar dan megah, maka ifrit berdiri dan berkata : “Aku akan mendatangkan singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu”. Allah ta’ala berfirman yang artinya :
Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalligus yang sanggup membawa singgasanaya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang beriman”. Berkata ifrit dari golongan jin : “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, Sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dipercaya” (Q.S. An-Naml : 38-39).
          Namun kekuatan jin tidak dapat menandingi kekuatan wali Allah dari bangsa manusia. Dalam lanjutan ayat diatas Allah menceritakan bahwa Ashif bin barkhiya (salah satu wali Allah dari umat nabi Sulaiman) sedang duduk bersama Sulaiman pada saat itu. Lalu ia berkata kepadanya : “Saya akan mendatangkan singgasana Bilqis sebelum paduka berkedip”, artinya ia meminta kepada Sulaiman untuk memejamkan mata dan sebelum Sulaiman membuka matanya singgasana sudah berada dihadapannya.
          Jin lebih panjang umurnya daripada manusia. Diantara mereka ada yang dipanjangkan umurnya sampai 1000 tahun, 2000 tahun, 3000 tahun dan bahkan ada yang sampai 5000 tahun. Diceritakan bahwa Musa bin Nushair (hidup pada masa Umar bin Abdul aziz) mendapati seorang jin yang terpenjara dalaga dalam semacam guci hijau sejak masa nabi Sulaiman.
          Sebagaimana manusia, jin juga beristri dan beranak, diantara mereka ada yang laki-laki dan ada yang perempuan.
          Jin adalah jisim “lathif”” (tidak bisa dipegang oleh tangan). Tetapi Allah memberi kemampuan kepada mereka untuk merubah wujudnya. Terkadang mereka berubah wujud menjadi bentuk manusia, akan tetapi  tetap saja ada tanda-tanda yang membedakannya meskipun terkadang kita tidak dapat menyaksikan tanda-tanda ini. Diantara mereka ada yang berubah wujud menjadi ular sebagaimana terjadi bersama salah seorang murid seorang ulama, suatu hari ia duduk dihadapan gurunya, kemudian masuklah jin dalam bentuk ular dan jin itu juga murid dari gurunya itu. Murid yang manusia itu sangat takut sehingga sang Guru memarahi jin ini karena ia masuk dalam bentuk ular yang membuat takut murid-muridnya yanng duduk.
          Diantara jin ada yang berubah wujud menjadi kucing, anjing, landak, kambing atau bentuk-bentuk lain yang sangat banyak. Binatang-binatang jelmaan dari jin ini banyak disaksikan oleh orang-orang tua atau pendudk kampung. Dalam Shahih al Bukhori diterangkan bahwa suatu ketika pernah ada jin menjelma menjadi seorang laki-laki mirip salah seorang sahabat.
          Sedangkan Iblis adalah nenek moyang jin yang juga dikenal dengan sebutan “Abu Murrah”. Iblis adalah jin dan ia telah ada sebelum nabi adam. Iblis bukanlah malaikat dan bukan pimpinan malaikat. Tetapi sebelum ia kafir dengan sebab protes dan membangkang terhadap perintah Allah ia adalah mukmin bernama “Azazil”. Kemudian setelah is kafir dia dinamakan Iblis yang berarti yang dijauhkan dari kebaikan. Allah ta’ala berfirman yang artinya :
Kecuali Iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhanya” (Q.S. Al kahfi : 50).

          Demikian pembahasan mengenai keberadaan jin, mudah-mudahan dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan kita khususnya bagi pembaca. Amien.

Selasa, 01 Maret 2011

" WASPADAI PENYAKIT 'AIN"


By : SYEKH AL HABIB SALIM ALWAN AL HASANI
Pimpinan Darul Fatwa Australia dan Mursyid
Jam’iyah Syabab Ahlussunnah Waljamaah

Diantara salah satu pilar keyakinan umat islam adalah meyakini dengan sepenuhnya bahwa tidak ada yang dapat memberikan manfaat dan mendatangkan marabahaya kecuali dengan kehendak Allah. Tidak ada sesuatupun yang terjadi kecuali dengan kehendak Allah; kebaikan, keburukan, ketaatan, kemaksiataan, kekufuran, keimanan, kenikmatan, kesengsaraan, kegembiraan dan kesedihan, semua ini terjadi dengan kehendak Allah. Bisikan hati, peredaran darah, denyutan jantung, hembusan nafas dan semua perbuatan yang kita kerjakan baik yang terjadi dengan kehendak kita (a’mal ikhtiyariyah) atau yang terjadi diluar kehendak kita (a’mal idhtirariyah) seluruhnya terjadi dengan kehendak Allah. Singkatnya segala sesuatu yang masuk dalam keberadaan (makhluk) terjadi dengan kehendak dan penciptaan Allah Ta’ala.
Penyakit dan kesembuhan terjadi dengan kehendak Allah. Manusia hanya dapat berusaha untuk menghindar dari penyakit atau berupaya mengobatinya, namun kepastian hanya kembali kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :
“Dan (Allah) menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada”  (Q.S Al Furqon : 3).

Apakah penyakit ‘ain itu ?
          Penyakit ‘ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pandangan hasud dan dengki seseorang kepada orang lain akan ketampanannya atau kecantikannya atau kekayaannya. Jelasnya jika seseorang memandang anda dengan pandangan yang diliputi rasa hasud dan dengki karena ketampanan anda atau kecantikan anda atau kekayaan anda, maka anda bisa jadi terkena penyakit ‘ain ini. Penyakit semacam ini sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan penderitanya lumpuh, dan bahkan meningal dunia. Penyakit ‘ain tidak hanya menyerang manusia, bahkan bisa menyerang pada binatang peliharaan.
          Dikisahkan pada masa lalu ada seseorang memiliki unta yang sangat besar dan bagus, suatu ketika ada seseorang melihatnya dengan pandangan dengki, seketika itu pula unta tersebut jatuh tersungkur.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“Penyakit ‘ain itu bisa memasukkan seseorang kedalam kubur dan memasukkan unta kedalam panci”.
          Maksud hadist ini adalah bahwa seseorang terkadang menatap orang lain dengan pandangan dengki sehingga pandangan tersebut bisa menyebabkannya meninggal dunia dan memasukkannya kedalam kubur. Seseorang juga terkadang memandang unta yang besar dengan pandangan dengki sehingga unta itu tersungkur ketanah dan sebelum mati pemiliknya datang lantas menyembelihnya dan memasaknya dipanci kemudian memakannya.

Apa dalil adanya penyakit ‘ain ?
Allah ta’ala berfirman, yang artinya :
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki” (Q.S Al Falaq : 5)
“dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandanngan mereka, tatkala mereka mendengar Al Qur’an“.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“Penyakit ‘ain adalah benar adanya didatangkan oleh syetan dan kedengkian manusia” (H.R. Ibnu Hibban).
Diceritakan dalam hadist Nabi SAW bahwa suatu ketika hasan dan husain terkena penyakit ‘ain sehingga Rasulullah bersedih. Ketika itu Jibril datang dan berkata kepada beliau : “Wahai Muhammad aku melihatmu bermuram durja, ada apa?”  Beliau bersabda : “Sesungguhnya Hasan dan Husain terkena penyakit ‘ain”. Jibril berkata : “Mintalah perlindungan kepada Allah untuk keduanya”. Rasulullah bertanya : “Dengan apa aku meminta perlindungan untuk keduanya?” . Jibril berkata : “Bacalah :
“ Allahumma dzi sulthonil ‘adhiim wal mannil Qodiim dzarrohmatil kariim wa liil kalimaatii ttammaati wadda’awaatil mustajaabaati ‘aafil hasani wal husaini min anfusil jinni wa a’yunil insi ”.
Yang artinya :
“Ya Allah yang memiliki kekuasaan yang agung dan nikmat yang azali dan Dzat yang mempunyai Rahmat yang sangat mulia dan memiliki kalimat yanng sempurna dan doa-doa yang mustajab sembuhkanlah Hasan dan Husain dari gangguanjin dan pandangan dengki manusia”
Setelah dibacakan doa tersebut Hasan dan  Husain sembuh dan seakan-akan tidak pernah terkena penyakit.

Apa yang kita lakukan agar terhindar dari penyakit ‘ain?
          Untuk menghindarinnya bacalah dengan rutin pada waktu pagi, sore, dan sebelum tidur surat Al ikhlas 3x, surat Al falaq 3x, surat An-nas 3x, surat Al Fatihah 7x dan ayat kursi 7x dengan bacaan yang  benar.
          Jika terkena penyakit ‘ain bacalah do’a sebagaimana doa Rasulullah kepada Hasan dan Husain.
          Jika kita melihat sesuatu yang indah dari orang lain jangan melihatnya dengan pandangan hasud dan dengki melainkan berdoalah agar Allah memberkatinya :
“Allahumma baarik fiihi wa laa tadzurruhu”.
Yang artinya :
“Ya Allah berkahilah dia dan semoga tidak membahayakannya”.